Kamis, 27 Desember 2018
zikir
DIA BERKATA KEPADAKU, "Sudah banyak zikir yang kubaca, sudah kuhafal seluruh maknanya dan ada telah kualami keajaiban karamahnya. Hanya satu yang masih terasa kurang bagiku
--------------------------------------------------
Mengapakah dalam berzikir aku masih belum dapat merasakan nyatanya Allah? Seolah-olah Allah itu jauh dariku, dan aku jauh dariNya. Seperti ada batas atau hijab pemisah antara aku dan Allah.
--------------------------------------------------
Konflik persoalan ini terus bermain di lubuk fikiranku, sehingga terbawa-bawa ke klimaks batin yang amat membingungkan tanpa penjelasan. Akhirnya membuatkan aku sendiri merasa jemu untuk meneruskan zikir
--------------------------------------------------
Apakah ada yang salah pada zikirku? Padahal zikir-zikirku itu kuperolehi secara talqin dan ijazah dari seorang guru mursyid!"
--------------------------------------------------
PERTANYAAN DARINYA ITU TIDAK KUJAWAB SECARA SPONTAN. Agak lama aku terdiam sambil mengambil waktu untuk berfikir. Setelah aku yakin mungkin dapat membantu pertanyaannya itu, dengan tenang aku coba berkata
--------------------------------------------------
Masalah yang utama sekali ialah dalam zikir itu kau tidak mengenalNya sebagaimana mengenalNya dengan sebenar-benarnya kenal. Kau sekedar mengenalNya dalam ilmu-ilmu kalam yang kau pelajari tetapi tidak dengan rahasia misykat qalbumu yang terdalam.
--------------------------------------------------
Apabila kau tidak mengenalNya dengan qalbu, maka asas niatmu untuk berzikir itu tidak kau bangunkan dari sudut yang benar dan sempurna. Justru itu kau harus memperbaiki niatmu dahulu. Kemudian kau bina niatmu itu semata-mata karena Allah.
--------------------------------------------------
Setiap ibadah itu seharusnya dibangunkan atas dasar tauhid dan taqwa dan bukan karena mendambakan ganjarannya. Orang yang berzikir itu sewajarnya berada di maqam ikhlas. Bersabda Nabi saw, "Sesungguhnya (nilai) niat itu lebih utama dari perbuatan."
--------------------------------------------------
Apabila kau tidak mengenalNya melalui misykat qalbumu, maka zikirmu itu bertindak atas kemauan nafsumu sendiri. Kesilapanmu adalah karena kau terlalu bergantung dengan amalmu dan tidak dengan rahmat dan kasih-sayang Allah. Lantaran itu kau menganggap zikirmu adalah dari usaha dirimu sendiri dan bukan dari kurni Allah.
--------------------------------------------------
Kau beranggapan ketika kau berzikir bahwa kaulah yang mengingati Allah dan Allah itulah yang di ingati. Lantaran demikian, sebenarnya kau tidak serahkan dirimu sepenuhnya kepada Allah, tiada sifat tawakal dan redhamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya redha dan tawakal. Bagaimana mungkin kau dapat melihat nyatanya Allah selagi kau belum berserah diri kepada Allah?
--------------------------------------------------
Sesungguhnya tiada yang mengingati Allah melainkan Allah, tiada yang memuji Allah melainkan Allah. Dirimu hanyalah bekas penzahiran Allah. Kau sebenarnya tiada, kosong semata-mata. Kau bukanlah kau sebenarnya.
--------------------------------------------------
Ketika kau berzikir, sebenarnya bukan kau yang berzikir, tetapi Allah-lah yang berzikir memuji ZatNya sendiri. Kau sekedar menjadi alat pilihanNya. Suara zikir yang melantun keluar dari lisanmu adalah sebenarnya suara Allah. Gema zikir yang menerawang dalam batinmu adalah sebenarnya kalam Allah. Sayangnya kau tidak menyadarinya.
--------------------------------------------------
Janganlah kau berzikir dengan tujuan zikir karena zikir. Sebab ini akan membuatmu terperangkap dan terpesona di maqam yang akan memperlihatkan berbagai keajaiban karamah, tetapi ini jugalah yang menghambatmu dalam hubungan makrifat dengan Allah.
--------------------------------------------------
Jangan Perdulikan tentang keajaiban-keajaiban zikir yang terutamanya boleh mendatangkan pujian dan gelaran orang kepadamu sebagai 'Wali'. Berzikirlah dari Allah dengan Allah kepada Allah bersama Allah dan karena Allah.
--------------------------------------------------
Tutuplah rapat-rapat pintu bibirmu agar zikir itu tidak terdengar oleh sesiapa pun, atau malaikat yang bertugas mencatatkan amalmu di bahu kanan pun tidak tahu di manakah munculnya zikir itu. Biarkan Allah saja yang tahu zikir itu berada di dalam 'Sirrmu' yakni di kamar yang Jibril sendiri pun dilarang memasukinya, agar kau terlepas dari rasa ujub dan riak serta tidak dipuji orang.
--------------------------------------------------
Jika kau telah dapat menjalankan zikir atas rasa ikhlas semata-mata kepada Allah dan Allah redha kepadamu, ketahuilah bahwa ikhlas itulah tauhid sebenarnya, Allah sendiri yang akan membimbingmu dan mengajarkanmu zikir yang khusus yang hanya kau saja yang mengetahui tentang rahasia zikir itu, dimana zikir itu tidak diajarkan atau diketahui oleh orang awam, sebagai sarana untuk kau bertemu, mengenal dan bersatu denganNya.
--------------------------------------------------
Dan terakhir sekali apa yang ingin kukatakan, tinggalkanlah semua zikirmu yang lalu itu kecuali ibadah yang diwajibkan ke atasmu serta amalan-amalan sunnat yang terutama dianjurkan oleh Rasulullah saw. Seorang dalam perjalanan tidak perlu membawa sarat bekalan yang begitu banyak hingga menyusahkan perjalanannya.
--------------------------------------------------
Tinggalkan juga zikir yang berkhadam semasa kau memperolehi ijazahnya daripada gurumu itu. Sebaliknya amalkanlah zikir Haq tanpa bertawassul kepada khadam. Zikir berkhadam itu meskipun diharuskan di sisi hukum syarak dan cepat mendatangkan bermacam hasil bantuan dan faedah, tetapi kebaikan itu hanya untuk diraih semasa hayatmu di dunia saja, tetapi tidak membawamu kepada makrifatullah.
--------------------------------------------------
Bila kau telah meninggalkan dunia yang fana ini, khadam-khadam itu tidak akan lagi berkhidmat kepadamu dan meninggalkanmu sendirian menjawab pertanyaan malaikat Mungkar dan Nangkir. Setelah kau tidak lagi dibebankan oleh zikirmu yang lalu, kau akan merasakan keringanan tanpa memboroskan lagi banyak waktu dan tenagamu yang mengalir.
--------------------------------------------------
Zikir Haq itu boleh kau lakukan kapan-kapan saja, tanpa terikat lagi dengan waktu dan tenaga, tanpa kau perlu berpenat-lelah dan mulutmu berkomat-kamit. Tetapi sebelum kau dapat melakukan Zikir Haq ini, terlebih dahulu kau harus mematikan seluruh wujud dirimu. Selagi ada wujud dirimu, maka Zikir Haq ini mustahil dapat kau lakukan dengan sebaiknya.
--------------------------------------------------
Zikir Haq itu ialah ingat kepada Allah dengan Allah bersama Allah dalam sudut qalbumu yang terdalam serta dalam suasana yang paling diam dan hening tanpa perlu mengeluarkan sebarang ucapan hanya merasakan kehadiran Allah itu ada bersama-samamu di mana pun kau berada, sehinggalah kau dapat merasakan bersatu denganNya seperti terbakarnya besi ke dalam api, besi itu menjadi api, api itulah besi yang membakar
--------------------------------------------------
tidak kau lihat sesuatu sebelumnya melainkan Allah, tidak kau lihat sesudahnya melainkan Allah, tidak kau lihat sesuatu di dalamnya melainkan Allah, akhirnya tiada lagi yang wujud melainkan Allah di dalam maqam Insan Al-Kamil, sampai masanya besi telah keluar dari api sebagai besi yang indah dan sempurna, tidak lagi sebagai besi yang berkarat serta ada kebaikan buat kehidupan dunia dan akhirat
---------------
TUAK ILLAHI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar