Kamis, 27 Desember 2018
Iman atau beriman itu apa?
Banyak dari para ulama, guru dan sesepuh yang tugasnya memberi ingat kepada masyarakat umum tentang cara beriman kepada Allah, namun kenyataanNya kebanyakan hanya sampai pada pemahaman saja tapi tidak teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari, buktinya banyak diantara kita yang masih galau dalam mengarungi kehidupan
----------------------------------------------
Lalu iman atau beriman itu sendiri apa? Substansi iman itu apa? Bagaimana cara beriman yang paling jitu?
----------------------------------------------
Sederet pertanyaan tidak ada habisnya tentang iman, karena hal yang satu ini sangat berkaitan langsung dengan rona kehidupan kita didunia dan akherat
----------------------------------------------
Kata kunci dari pembahasan ini adalah :
----------------------------------------------
1) Makna iman
2) Substansi Iman dan
3) Cara beriman
----------------------------------------------
1) Makna Iman : Iman berarti percaya dengan yakin karena melihat atau menyaksikan langsung, bukan karena katanya atau dapat kabar dari orang lain, dengan bahasa lain berarti belum sempurna keyakinan seseorang kalau hal yang diyakini tidak mengalami langsung, makanya kalau tidak mau dikatakan sebagai saksi palsu, katakan saja sebagai penyaksian yang belum sempurna
----------------------------------------------
2) Substansi Iman : Substansi Iman adalah hal atau sesuatu yang dipercayai atau yang diyakini, dalam hal ini kita mengenalnya sebagai rukun iman, dikatakan rukun karena keenam hal tersebut harus dipercayai semua, jika ada yang kurang maka belum atau tidak memenuhi rukun
----------------------------------------------
Yang pertama adalah Iman kepada Allah : Iman kepada Allah berkonsekwensi pada penyaksian langsung terhadap Allah, Allah yang bukan sesuatu harus bisa disaksikan oleh kita yang sesuatu, jika tidak bisa menyaksikan langsung, maka bisa dikatakan sebagai iman yang belum sempurna kalau tidak mau dikatakan penyaksian palsu
----------------------------------------------
Yang kedua adalah Iman kepada Malaikat : Sama halnya dengan iman kepada Allah, beriman kepada Malaikat juga berkonsekwensi pada penyaksian langsung kepada apa yg dinamakan Malaikat, iman kepada Malaikat tidaklah cukup jika kita hanya menghafal nama-nama Malaikat dan tugasnya, jadi memang harus berujung pada penyaksian, jika tidak mau dikatakan persaksian palsu
----------------------------------------------
Yang ketiga adalah Iman kepada Kitab : Percaya kepada kitab Allah tidak cukup jika hanya menghafal nama-nama kitab samawi yang diturunkan kepada para Rasul, iman kepada Kitab Allah harus sampe pada pengamalan dari makna atau substansi kitab Allah itu, oleh sebab itu, seorang hamba harus paham substansi dari kitab Allah tersebut, jika tidak mau dikatakan sebagai persaksian palsu
----------------------------------------------
Yang keempat adalah Iman kepada Rasul : Sama halnya dengan sebelumnya, iman kepada Rasul Allah tidak cukup kalau hanya hafal nama-nama Rasul Allah, Konsekwensi logisnya hamba dikatakan beriman kepada Rasulullah apabila bersikap layaknya Rasulullah, dengan demikian jika belum atau tidak sampai pada taraf itu bisa dikatakan penyaksiannya adalah palsu
----------------------------------------------
Yang kelima adalah beriman pada Hari Akhir : Beriman pada hari akhir berkonsekwensi pada kelaziman hamba layaknya hari akhir, sebagaimana dipahami bahwa hari akhir adalah hari pembalasan berupa surga atau neraka, surga adalah keadaan senang yang sangat karena bertemu Allah, sebaliknya neraka adalah keadaan sengsara berupa siksaan api neraka, hamba yang beriman kepada hari akhir berkonsekwensi pada kelaziman berkeadaan bertemu Allah hingga bisa senang yang sangat, jadi tidak cukup kita percaya kalau nanti akan ada hari pembalasan yang dikenal dengan hari akhir
----------------------------------------------
Yang keenam adalah percaya pada Takdir : Takdir adalah ketentuan Allah, beriman kepada taqdir Allah berarti kita harus menyadari kalau semua keadaan kita seutuhnya adalah ketentuan Allah semata, semua kejadian yang terjadi tidak ada satupun yang keluar dari ketentuan Allah, Konsekwensinya adalah adanya kesadaran bahwa cerita hidup adalah cerita Allah, bukan cerita kita sebagai manusia, jadi kesadaran bahwa semuanya adalah ketentuan Allah bisa muncul apabila kita sadar bahwa yang ada dan hidup adalah Allah bukan kita
----------------------------------------------
Rukun Iman bisa terpenuhi apabila kita menyadri betul dari setiap rukun yg ada, jadi tidak cukup kita menghafalnya, kecuali dikatakan sebagai penyaksian palsu
----------------------------------------------
3) Kiat beriman : Uraian berujut sebenarnya hanyalah kesimpulan dari poin satu dan dua di atas, cara praktis efektif dan efisien adalah dengan cara KENAL ALLAH, jika kita sudah kenal Allah, maka dengan sendirinya kita sudah bisa tergolong orang yang beriman
----------------------------------------------
Kalau hanya kenal Allah, apakah rukun yang lain akan ditinggal? Tidak demikian, rukun selain beriman kepada Allah merupakan inti dari rukun iman yang berjumlah enam tersebut, jika kita sudah kenal Allah, maka dengan sendirinya kita beriman kepada rukun lainnya
----------------------------------------------
Tetapi, belum dikatakan beriman kepada Allah jika rukun yang lainnya tidak atau belum diamalkan, Artinya dikatakan sudah beriman kepada Allah apabila belum berrprilaku sebagai malaikat, belum berprilaku sebagai layaknya kitab sebagai firman Allah, belum belum menjadi Rasulullah, belum berkeadaan seperti hari akherat yang selalu bertemu Allah, dan belum menjadi takdir itu sendiri
----------------------------------------------
Penjelasan di atas bisa terjawab apabila kita sudah kenal Allah, kenal Allah pada dasarnya Allah yang kenal dengan DZAT, SIFAT, ASMA, AF'AL-nya sendiri, kalau Allah yang kenal berarti Allah saja yang ada sendirian
----------------------------------------------
Allah yang ada sendirian ini menuntut keadaan lenyapnya ego diri hingga Akhirnya Allah tanpak terang dan jelas, untuk bisa memenuhi hal tersebut maka satu satunya jalan yang cepat adalah, meyakini dengan sadar bahwa Allah yang hidup pada kita
----------------------------------------------
Jika kesadaran itu muncul maka diri akan lenyap yang tersisa hanyalah Allah, jadi yang harus dirubah pertama kali adalah anggapan awal menganggap diri kita manusia yang hidup, saatnya kita mengubah pola pikir tersebut, sangat sederhana, Hanya mengubah anggapan itu dan menggantinya dengan anggapan hanya Allah yang ada berupa kita
--------------
TUAK ILLAHI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar