Senin, 14 Januari 2019

Sejarah Kerajaan Tarumanegara, Silsilah, Peninggalan, Raja, Letak

Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang menguasai wilayah bagian barat pulau Jawa sekitar tahun 400 M hingga 700 M. Nama Tarumanegara berasal dari dua kata yaitu Tarum dan Negara. Tarum adalah nama sungai yang pada masa sekarang ini dikenal dengan nama sungai Citarum, sedangkan Negara adalah kerajaan atau negara.
Kerajaan Tarumanegara adalah sebuah kerajaan yang didirikan oleh seorang raja yang bernama Raja dirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M. Raja dirajaguru Jaya singawarman adalah seorang pengembara yang berasal dinasti Salankayana di India yang telah runtuh akibat invasi Samudra Gupta dari kerajaan Gupta.
Jaya singawarman kemudian pergi meninggalkan tanah kelahirannya sampai akhirnya tiba dan menetap di wilayah Jawa Barat. Setelah lama menetap di Jawa Barat, Jaya singawarman menikah dengan seorang putri raja dari kerajaan Sunda yaitu putri dari Dewa warman VIII raja dari kerajaan Salakanegara. Jaya singawarman pada akhirnya mendirikan sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Tarumanegara.
Jaya singawarman meninggal pada tahun 282 M yang kemudian dimakamkan di daerah sungai Kali Gomati. Kemudian masa pemerintahan digantikan oleh anaknya yang bernama Dharmayawarman yang memimpin pada tahun 382 M hingga tahun 395 M.
Kepemimpinan selanjutnya diberikan kepada Purnawarman setelah Dharyawarman turun tahta pada tahun 395 M hingga tahun 434 M. Pada masa kepemimpinan Maharaja Purnawarman, ibu kota kerajaan Tarumanegara dipindahkan ke ibukota kerajaan baru yang terletak di dekat pantai pada tahun 397 M. Ibukota baru tersebut diberi nama Sundapura yang akhirnya disingkat dengan nama Sunda yang dipakai hingga pada masa sekarang ini.
Kerajaan Tarumanegara yang dikenal dengan sebutan Kerajaan Tarum adalah kerajaan Hindu paling tua ke dua di Indonesia setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara memulai kegiatan perekonomian dari bidang peternakan dan pertanian.
Kegiatan perekonomian ini dibuktikan dengan adanya Prasasti Tugu yang di dalamnya berisi tentang pembangunan saluran Gomati dengan panjang 12 km atau 6112 tombak. Pembangunan saluran Gomati ini berhasil dikerjakan selama 21 hari. Selain itu, banyak dari masyarakat Kerajaan Tarumanegara yang bekerja sebagai pedagang, dibuktikan dengan lokasinya yang dekat dengan selat Sunda.
Puncak masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara adalah pada saat dipimpin oleh Raja Purnawarman. Pada masa tersebut Kerajaan Tarumanegara bersiasat untuk memperluas daerah kekuasaannya hampir seluas daerah Jawa Barat saat ini. Raja Purnawarman juga menyusun pustaka seperti peraturan angkatan perang, undang-undang kerajaan, silsilah dinasti Warman dan siasat perang.
Silsilah Kerajaan Tarumanegara
silsilah kerajaan tarumanegara
Berikut ini merupakan silsilah raja yang pernah memerintah Kerajaan Tarumanegara diantaranya:
  1. Jayasingawarman (358 M – 382 M)
  2. Dharmayawarman (382 M – 395 M)
  3. Purnawarman (395 M – 434 M)
  4. Wisnuwarman (434 M – 455 M)
  5. Indrawarman (455 M – 515 M)
  6. Candrawarman (515 M – 535 M)
  7. Suryawarman (535 M – 561 M)
  8. Sudhawarman (628 M – 639 M)
  9. Hariwangsawarman (639 M – 640 M)
  10. Nagajayawarman (640 M – 666 M)
  11. Linggawarman (666 M – 669 M)
  12. Kertawaman (561 M – 628 M)

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

peninggalan kerajaan tarumanegara
Prasasti merupakan bukti terkuat mengenai keberadaan sebuah kerajaan di suatu wilayah atau tempat. Salah satunya adalah Kerajaan Tarumanegara yang juga telah banyak meninggalkan jejak sejarah berupa prasasti mulai dari Prasasti Ciaruteun hingga Prasasti Pasir Awi. Keberadaan peninggalan-peninggalan sejarah berupa prasasti ini harus kita lestarikan.
Jangan sampai peninggalan yang tersisa hanya menjadi cerita belaka saja untuk masa yang akan datang. Karena prasasti ini juga merupakan ilmu sejarah serta kekayaan budaya yang bisa kita turunkan untuk anak cucu kita semua pada masa mendatang. Ada beberapa bukti prasasti peninggalan sejarah pada masa Kerajaan Tarumanegara diantaranya sebagai berikut:

Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Ciarunteun, yaitu dekat dengan Sungai Cisadane Bogor. Didalamnya terdapat nama Tarumanegara, Raja Purnawarman dan lukisan sepasang kaki yang diduga dan diyakini sama dengan telapak kaki Dewa Wisnu.
Ada juga gambar sepasang telapak kaki yang berada di prasasti tersebut melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut. Kedudukan Purnawarman yang di ibaratkan dengan dewa Wisnu dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat. Prasasti yang ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta yang terdiri dari 4 baris tersebut juga dikenal dengan Prasasti Ciampea.

Prasasti Kebon Kopi

prasasti kebon kopi
Prasasti ini  bergambar bekas dua tapak kaki gajah yang diidentikkan dengan gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan Dewa Wisnu. Prasasti yang ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang ini juga ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Prasasti Tugu

prasasti tugu
Prasasti Tugu ditemukan di Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, terdiri dari 5 baris yang ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini berisi tentang Raja Purnawarman yang memerintah untuk menggali saluran air Gomati dan Chandrabaga sepanjang 6.112 tombak yang selesai dalam 21 hari.

Prasasti Jambu

prasasti jambu
Prasasti ini ditemukan di bukit Koleangkak Bogor yang berisi tentang sanjungan kebesaran, kegagahan dan keberanian Raja Purnawarman. Prasasti Jambu diketahui terukir sepasang telapak kaki dan terdapat keterangan puisi dua baris dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta

Prasasti Muara Cianten

prasasti muara cianten
Prasasti ini ditemukan di Bogor dengan aksara ikal, namun prasasti Muara Cianten ini belum dapat dibaca.

Prasasti Cidanghiyang

prasasti cidanghiyang
Prasasti Cidanghiyang ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiyang, Pandeglang-Banten. Prasasti yang baru ditemukan pada tahun 1947 ini berisi “Inilah tanda keperwiraan, keagungan dan keberanian yang se sungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja”. Prasasti Cidanghiyang juga disebut dengan Prasasti lebak yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.

Prasasti Pasir Awi

prasasti pasir awi
Prasasti ini ditemukan di Leuwiliang dengan aksara Ikal yang belum dapat dibaca. Pada prasasti ini ditemukan adanya pahatan gambar dahan dengan ranting, dedaunan serta buah-buahan dan gambar sepasang telapak kaki.

Letak Kerajaan Tarumanegara

letak kerajaan tarumanegara
Letak kerajaan Tarumanegara adalah di wilayah sekitar Jawa Barat. Wilayah tersebut semakin meluas seiring perkembangan kerajaan ini setelah dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raja Purnawarman. Raja Purnawarman, seperti yang dijelaskan dalam Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, dan beberapa prasasti lainnya merupakan sosok seorang raja yang sangat pandai dalam berperang.
Raja Purnawarman berhasil melakukan ekspansi atau perluasan kawasan lalu berperang dan penakluk kan terhadap Kerajaan Salakanagara yang sebelumnya juga ikut berkuasa di tanah Sunda.
Melalui ekspansi tersebut, wilayah dan letak Kerajaan Tarumanegara semakin meluas hingga daerah Jakarta (Tanjung Priok) dan Banten. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang telah ditemukan, para ahli sepakat jika Kerajaan Tarumanegara yang merupakan kerajaan Hindu pertama di Pulau Jawa ini terletak   di area sekitar Jawa Barat (sekarang).
Tarumanegara berpusat di daerah Sundapura  atau yang pada sekarang ini kita kenal dengan nama Bekasi. Kesimpulan ini didasarkan pada isi prasasti Muara Cianteun yang menyatakan jika pusat kerajaan telah berpindah pada masa kekuasaan Raja Suryawarman yang merupakan Raja ke 7 dari kerajaan Tarumanegara.

Agama Kerajaan Tarumanegara

agama kerajaan tarumanegara
Agama kerajaan tarumanegara adalah agama Hindu. Agama Hindu yang berkembang di wilayah Kerajaan Tarumanegara adalah Hindu Waesnawa atau Hindu Wisnu. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan jejak kaki Purnawarman, adanya lambang penjelmaan Dewa Wisnu yang terdapat dalam prasasti Ciaruteun.
Dalam agama ini Dewa Wisnu dianggap sebagai Dewa tertinggi. Agama Hindu Wisnu ini hanya berkembang di wilayah istana atau keluarga kerabat besar kerajaan, sedangkan masyarakat Tarumanegara sebagian besar menganut kepercayaan asli yaitu animisme dan dinamisme.

Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara

kehidupan politik kerajaan tarumanegara
Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti telah diketahui bahwa raja yang pernah memerintah di Tarumanegara adalah Raja Purnawarman. Raja Purnawarman merupakan raja yang telah berhasil memberikan kemakmuran kehidupan rakyatnya.
Hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti tugu yang menyatakan bahwa Raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian yang dimiliki oleh rakyat.

Kehidupan Sosial

kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah tertata dengan teratur dan rapi. Hal ini telah terlihat dari adanya upaya Raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

Kehidupan Ekonomi

kehidupan ekonomi
Pada prasasti tugu telah diketahui bahwa Raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan terusan ini memiliki arti ekonomis yang besar bagi masyarakat sekitar wilayah tersebut, karena dapat digunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir dan sarana lalu lintas pelayaran perdagangan antar daerah di kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar dan juga perdagangan dengan daerah-daerah di sekitarnya.
Hal tersebut berdampak pada kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Tarumanegara yang sudah banyak mengalami kemajuan

Kehidupan Budaya

kehidupan budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai peninggalan Kerajaan Tarumanegara, telah diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut diketahui menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis pada masa Kerajaan Tarumanegara.

Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

runtuhnya kerajaan tarumanegara
Masa keruntuhan Kerajaan Tarumanegara terjadi setelah kerajaan ini dipimpin oleh raja generasi ke – 13 yang bernama Raja Tarusbawa. Runtuhnya kerajaan Hindu pertama di Pulau Jawa ini disebabkan tidak adanya kepemimpinan karena Raja Tarusbawa lebih menginginkan memimpin kerajaan kecilnya di hilir sungai Gomati.
Selain itu, gempuran beberapa kerajaan lain di nusantara pada masa itu terutama Kerajaan Majapahit memegang andil penting dalam keruntuhan Kerajaan Tarumanegara pada masa itu. Pada masa pemerintahan Sudawarman, Kerajaan Tarumanegara sudah mulai terlihat mengalami kemunduran.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kemunduran atau keruntuhan Kerajaan Tarumanegara tersebut, diantaranya adalah memberikan ekonomi pada raja-raja di bawah Kerajaan Tarumanegara yang di berikan kepada raja sebelumnya.
Sudawarman secara emosional tidak menguasai persoalan di Kerajaan Tarumanegara, beliau dari kecil tinggal di kanci, wilayah pallawa, sehingga hal tersebut menyebabkan beliau tidak begitu perduli pada masalah yang menimpa di kerajaan tersebut.
Diatas merupakan penjelasan singkat dari Kerajaan Tarumanegara, mulai dari silsilah, peninggalan, letak, agama, kehidupan politik, kehidupan sosial, kehidupan ekonomi, kehidupan budaya hingga runtuhnya Kerajaan Tarumanegara. Semoga penjelasan tersebut bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar