Sambil Menyebrangi Sepi...
Ku Panggil Namamu Wanitaku...
Malam Yang Berkeluh Kesah....
Memeluk Jiwaku Yang Payah...
Yang Resah,...~
Karena Memberontak Terhadap Rumah...
Memberontak terhadap Adzab Yang Matah...
Dan Akhirnya Tergoda Cakrawala...
Sia-sia kucari pancaran sinar matamu...
Ingin Ku Ingat Lagi Bau Tubuhmu...
Yang Kini Sudah Ku Lupa...
Tak Ada Lagi Yang Bisa Ku Jangkau...
Sempurnalah,...~ Kesedihanku,~...
Hanya Pemberontakan Menyerang Langit Dan Bumi...
Muncul Dari Masa Silam....
Merobek-Robek Hatiku Yang Terlantar...
Seribu Jari Dari Masa Silamku...
Menuding,...Kepadaku,...
Amarah Pemberontakanku Yang Suci
Bangkit Dengan Perkasa Malam Ini...
Dan Menghamburkan Diri Ke Cakrawala..
Yang Bagai Gadis Telanjang...
Membukakan Diri Kepadaku...
Penuh Gairah Dan Perawan...
Keheningan Sesudah Itu,...~
Bagai Telaga Besar Yang Beku...
Dan Akupun Beku Ditepinya...
Wajahku Terkaca Dikeheningan Malam...
Berdarah Dan Penuh Luka...
Tercakar Masa Silam,~...
Jakarta, 7 Oktober 2012 ( Elang Wilis )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar