MAKALAH IoT (Internet of Things)
Kualitas Udara
(Karbon dioksida, Metana, Karbon
monoksida)
Dosen Pengampu :
https:// endangkurniawan.com
Disusun Oleh :
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
PRODI
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS
PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
TAHUN 2019
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta pertolongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Pengembangan dan Implementasi SI pada semester keempat ini. Sholawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada pembawa risalah Allah SWT, yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah
ini diharapkan dapat memberikan solusi kepada pembaca khususnya dari kalangan
mahasiswa karena kajian yang dibahas adalah tentang Internet Of Things (IoT)
kualitas udara (karbondioksida, Metana, Karbonmonoksida)
Sebagai
akhir dari pengantar ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah ikut membantu kelancaran dalam proses pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini lebih
lanjut.
Mojokerto, 4 Juli 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR
ISI .............................................................................................. 3
BAB
I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang ......................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan ...................................................................................... 5
D. Manfaat .................................................................................... 5
BAB
II PENGERTIAN ............................................................................ 6
A.
Internet of Things (IoT)............................................................. 6
B.
Kualitas Udara.......................................................................... 6
BAB
III PEMBAHASAN ..................................................................... … 7
BAB
IV PENUTUP ............................................................................... … 20
A.
Kesimpulan ........................................................................ … 20
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................. … 21
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemajuan teknologi yang terus
berkembang dengan pesat hingga saat ini membuat para perusahaan yang
menyediakan berbagai macam program untuk mengembangkan produk berbasis Internet
of Things. Internet of Things
(Io) merupakan sebuah istilah yang belakangan ini mulai ramai ditemui namun
masih sedikit yang mengerti arti dri istilah ini. Secara umum Internet of Things dapat diartikan
sebagai benda – benda disekitar kita ynag dapat berkomunikasi antara satu sama
lain melalui jaringan internet.
Melalui internet, kita bisa
mencari uang hanya dengan duduk di depan computer atau laptop. Internent
menyediakan tempat tak terbatas bagi perusahaan untuk membuka bisnisnya tanpa
memiliki sebuah kantor. Nantinya internet akan menjadi penghubung utama dalam
interaksi sedangkan manusia hanya sebagai pengatur dan pengawas perangkat ini.
Internet
of Things
memiliki konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat yang tersambung dalam
koneksi internet secara terusmeneru. Sebagai contoh benda elektronik, bahan
pangan dan termasuk benda hidup dan masih banyak lagi. Benda tersebut dapat
ditanamkan sensor yang dibuat selalu aktif dan terhubung secara luas, baik
dengan jaringan local maupun dengan jaringan global.
udara itu sendiri merupakan
kebutuhan primer bagi makhuk hidup. Manusia membutuhkan udara untuk bernafas
dan terus hidup. Hal ini tentu akan menjadi masalah jika udara yang kita hirup
sehari – hari mengandung senyawa racun, karna udara yang mengandung senyawa
racun dan secara terus menerus dihirup akan berdampak buruk bagi kesehatan
tubuh manusia.
Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, melalui makalah ini penulis akan mencoba menguraikan
tentang “Internet of Things kualitas
udara”.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa Itu Internet of Things ?
2. Bagaimana cara kerja Internet of
Things ?
3. Bagaimana agar Internet of
Things dapat berkerja secara baik dan efektif sebagai sensor untuk memgetahui kualitas
udara?
C.
Tujuan
Sebagai system
yang mempermudah manusia untuk
mengidentivikasi kualitas sebuah udara disuatu lingkungan agar dapat digunakan
untuk kewaspadaan dari bahaya kualitas udara yang buruk
D.
Manfaat
1. Sebagai
alat sensor yang memberikan notifikasi kepada manusia tentang kualitas udara di
sekitanya.
2. Memberikan
peringatan apabila kandungan yang terdapat pada udara teridentifikasi senyawa
berbahaya atau racun.
BAB II
PENGERTIAN
A. Internet of Things (IoT)
Internet of Things (IoT) adalah suatu konsep dimana konektifitas internet
dapat bertukar informasi satu sama lainnya dengan benda-benda yang ada
disekelilingnya. Banyak yang memprediksi bahwa Internet of Things (IoT)
merupakan “the next big thing” di dunia teknologi informasi. Hal ini
dikarenakan banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan dengan teknologi
Internet of Things (IoT) tersebut.
Bagi Anda yang belum mengerti lebih jauh,
Teknologi Internet of Things (IoT) diibaratkan dimana alat-alat fisik bisa
terkoneksi dengan internet. Misalnya, Kulkas, TV, Mesin Cuci dan lainnya dapat
di kontrol menggunakan smartphone untuk mematikan, menghidupkan dan kegiatan
lainnya.
Bisa Anda bayangkan, dengan Internet of Things
(IoT) akan lebih mempermudah kegiatan manusia dalam melakukan berbagai
aktifitas sehari-hari. Semua kegiatan dapat dilakukan dengan sangat
praktis dan disatu sisi adanya sistem kontrol karena perangkat yang terhubung
menyebabkan kehidupan akan lebih efektif dan efisien.
B. Udara
Apa itu Udara?
Yang
dimaksud dengan udara adalah campuran gas yang ada pada permukaan bumi dan
mengelilingi bumi. Udara terdiri dari campuran berbagai macam gas, diantaranya
nitrogen 78%, oksigen 20%, Argon 0,93%, dan Karbon dioksida 0,03%, lalu sisanya
berupa gas-gas lain. Sedangkan uap air yang terdapat dalam udara berasal dari penguapan
air laut, sungai, dan lain-lain.
Dalam hal ini, gas yang sangat
penting bagi kehidupan makhluk hidup salah satunya yaitu Oksigen. Oksigen yang
terdapat pada udara dihasilkan dari fotosintesis tumbuhan yang mengolah Karbon
dioksida menjadi oksigen. Ketinggian permukaan bumi tentunya akan mempengaruhi
keadaan udara, semakin tinggi permukaan dan semakin dekat dengan lapisan
troposfer maka udara akan semakin berkurang. Lalu pada udara ada juga yang di
sebut dengan lapisan ozon, yang fungsinya untuk melindungi makhluk hidup dari
sinar ultraviolet.
BAB III
PEMBAHASAN
SISTEM MONITORING KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
DENGAN KOMUNIKASI PROTOKOL TCP/IP
Peningkatan jumlah polusi udara yang
menyebabkan pemanasan global dan
kurangnya perhatian terhadap gas-gas berbahaya seperti CO, NO, dan NO2
dapat memberikan dampak yang negatif bagi kesehatan bahkan dapat menyebabkan
kematian jika itu diabaikan oleh orang-orang yang menghirupnya. Salah satu
media informasi yang populer saat ini adalah web.
Oleh karena itu, perlu diciptakan sebuah alat yang dapat memantau
tingkat kualitas udara dan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sistem
monitoring ini dapat dipantau melalui web. Dalam
Tugas Akhir ini, digunakan
mikrokontroler AVR tipe ATmega 8535 sebagai unit pusat kontrol dan sebuah
ethernet kontroler sebagai kontroler jaringan yang menangani komunikasi antara
mikrokontroler dengan jaringan menggunakan protokol TCP/IP. Selain itu, sistem
ini menggunakan bahasa C sebagai konfigurasi antara mikrokontroler dan sistem
ethernet. Tingkat polusi udara diukur dengan sensor
gas TGS 2600 yang berfungsi untuk mengukur kadar CO dan TGS 2201 untuk
mengukur kadar NO2. Pengujian hasil monitoring dilakukan dengan membandingkan
hasil pengukuran sistem monitoring dengan alat uji gas analyzer STARGAS 898 yang digunakan sebagai acuan. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa kesalahan rata-rata untuk monitoring gas CO sebesar
0,821 dan gas NO2 sebesar 0,06. Pengiriman informasi kualitas udara
secara real time melalui web berjalan
dengan baik dan stabil.
Kata Kunci: Web
server, Monitoring, Atmega8535, sensor TGS2600, TGS2201
·
Pendahuluan
Polusi udara ditimbulkan dari
hasil pembakaran yang tidak sempurna, yang mana proses pembakaran tersebut
menghasilkan gas-gas berbahaya diantaranya yang paling banyak kita sering
temukan adalah gas CO (karbon monoksida) dan gas NOx (Nitrogen monoksida, Nitrogen
dioksida, dll). Sangat sulit memang untuk menekan tingkat produksi kedua jenis gas tersebut. Hal ini
dikarenakan karena kedua jenis gas ini dihasilkan dari bahan bakar yang saat
ini pemakaiannya mencakup sangat luas. Hampir sebagian besar
pada mesin-mesin industri dan kendaraan bermotor yaitu bahan bakar bensin dan
solar.
Pencemaran udara diartikan dengan turunnya
kualitas udara sehingga udara mengalami penurunan mutu dalam penggunaannya dan
akhirnya tidak dapat dipergunakan lagi sebagai mana mestinya sesuai dengan
fungsinya. Polusi udara akhir-akhir ini merupakan
masalah yang banyak meresahkan masyarakat. Dampak dari polusi udara ini sangat
berbahaya bagi kesehatan. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk
menanggulangi masalah ini.
Tujuan pembuatan tugas akhir yang berjudul
“Sistem Monitoring Kualitas Udara
Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535 dengan Komunikasi Protokol TCP/IP” ini adalah alat untuk memonitoring dan peringatan
dini kadar polusi udara dengan menggunakan sensor
TGS 2600 dan TGS 2201 yang dapat dimonitor melalui PC dengan memanfaatkan protokol TCP/IP
2. Metode
2.1. Sistem Keseluruhan
Sistem monitoring polusi udara
berbasis web pada tugas akhir ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu perancangan
perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software).
Perancangan perangkat keras mencakup perangkat keras yang menyusun model sistem
polusi udara. Perancangan perangkat lunak berupa algoritma pemrograman pada
mikrokontroler ATmega8535 dan sistem GUI pada client.
Pada Gambar 1 dapat diketahui
bahwa sistem terdiri dari dua bagian, yaitu bagian 1 dan bagian 2. Bagian 1
terdiri dari beberapa modul monitoring yang digunakan untuk sistem monitoring
polusi udara sedangkan bagian 2 terdiri dari server dan client yang digunakan
sebagai user intreface.
2.2. Protokol TCP/IP
TCP/IP terdiri atas empat lapis
kumpulan protokol yang bertingkat. Keempat lapisan tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Network Interface Layer
Lapisan ini sering disebut juga
link layer paling bawah yang bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke
dan dari media fisik. Media fisiknya dapat berupa kabel, serat optik, dll
2. Internet Layer
Protokol yang berada pada lapisan
ini bertanggung jawab dalam pengiriman paket ke alamat yang tepat.
3. Transport Layer
Lapisan ini berisi protokol yang
bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host. Kedua protokol
yang terdapat pada lapisan ini adalah
4. Application Layer
Pada lapisan ini pengguna memakai
semua aplikasi yang disediakan oleh layanan TCP/IP. Program aplikasi akan
memilih jenis protokol tranportasi yang diperlukan.
2.3. Perancangan Hardware
2.3.1. Sistem Monitoring Polusi Udara
Sistem bagian 1 berfungsi sebagai
peralatan yang akan berhubungan langsung dengan perangkat deteksi polusi udara.
Untuk diagram modul sistem monitoring dapat digambarkan pada Gambar 2.
Penjelasan dari masing-masing blok monitoring polusi udara pada gambar 2
adalah sebagai berikut :
1. Sensor TGS 2600 merupakan
sensor yang akan mendeteksi gas karbonmonoksida yang direpresentasikan sebagai
sensor gas CO. Keluaran sensor ini berupa tegangan analog.
2. Sensor TGS 2201 merupakan
sensor yang akan mendeteksi gas nitrogen oomonoksida yang direpresentasikan
sebagai sensor gas NO2. Keluaran sensor ini berupa tegangan analog.
3. LCD (Liquid Crystal
Display) dan driver LCD berfungsi sebagai media tampilan selama proses
pengendalian berlangsung.
4. Mikrokontroler AVR ATmega
8535 yang berfungsi sebagai pusat pengendalian pada sistem pengendali
ketinggian cairan ini dapat diprogram dengan menggunakan bahasa C embedded.
5. Catu daya 5V berfungsi
sebagai suplai mikrokontroler.
6. Catu daya 5V dan 7V
berfungsi sebagai suplai ke sensor TGS 2600 dan 2201.
7. Modul WIZ110SR sebagai
konverter yang mengirimkan data serial ke TCP/IP dan mengubahnya kembali data
yang diterima melalui IP ke dalam bentuk data serial.
2.3.2. Perancangan Rangkaian Sensor
Gas TGS2600
Sensor gas TGS2600 ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan gas CO (karbon
monoksida) yang merupakan salah satu gas pencemar di udara. Agar perubahan
resistansi sensor dapat dibaca oleh mikrokontroler, maka diperlukan rangkaian
pengkondisi sinyal.
V supply
dan V heater dihubungkan jadi
satu karena mengkonsumsi tegangan yang sama yaitu 5 V sedangkan output sensor tersebut dihubungkan ke
rangkaian pembagi tegangan dengan RL = 10 K Ohm, keluaran dari
rangkaian inilah yang menjadi masukan pin mikrokontroler, jika sensor aktif
atau menangkap kadar gas CO maka sensor mengeluarkan output tegangan DC sebesar
1-5 volt dan dapat langsung dihubungkan dengan pin mikro.
Gambar 3 menunjukkan rangkaian pembagi
tegangan. Perubahan resistansi sensor akan menyebabkan tegangan keluaran (Vout)
berubah. Dari Gambar 3 diperoleh persamaan 1.
(1)
Persamaan 1 akan digunakan untuk menghitung
kadar gas CO dengan menterjemahkan grafik karakteristik hambatan keluaran sensor.
Gambar 4. Karakteristik sensitivitas sensor TGS 2600[12]
Untuk menghitung kadar gas CO dapat kita lakukan dengan menterjemahkan
grafik karakteristik hambatan keluaran sensor TGS2600.
2.3.3. Perancangan Rangkaian Sensor
Gas TGS2201
Selain sensor gas TGS 2600 untuk mendeteksi gas CO (karbonmonoksida)
terdapat sensor gas TGS 2201 yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan gas NOx
(Nitrogen Oksida). Rangkaian elektronik digunakan untuk mengubah konduktifitas
dari sensor yang meningkat seiring bertambahnya konsentrasi gas NOx dalam
ruangan. Berikut adalah rangkaian elektronik sensor TGS2201.
Keluaran sensor tersebut
dihubungkan ke rangkaian pembagi tegangan dengan RL1 = 200K Ohm dan RL2 = 10 K
Ohm, keluaran dari rangkaian inilah yang menjadi masukan pin mikrokontroler,
jika sensor aktif atau menangkap kadar gas NO2 maka sensor mengeluarkan output
tegangan DC sebesar 1-7 volt dan dapat langsung dihubungkan dengan pin mikro.
2.4. Pengaturan Konfigurasi
pada Port TCP/IP
Untuk dapat melakukan
pengaturan terhadap port TCP/IP pada modul WIZ110SR ini, dapat digunakan
aplikasi WIZ Configuration Tool.
Setelah semua pengaturan
selesai dilakukan, tahap selanjutnya menyimpan konfigurasi tersebut. Yaitu dengan
cara memilih tombol setting. Maka secara langsung konfigurasi telah tersimpan.
2.5. Perancangan Software
Perancangan perangkat lunak program utama ini secara garis
besar bertujuan untuk mengatur kerja sistem seperti inisialisasi register I/O
dan variabel, pembacaan hasil sensor, proses pengaturan sinyal kontrol serta .
Program utama berperan sebagai jantung perangkat lunak yang akan mengatur
keseluruhan operasi yang melibatkan fungsi-fungsi pendukung. Fungsi-fungsi
pendukung akan melakukan kerja khusus sesuai kebutuhan dari program utama.
Diagram alir program utama dapat dilihat pada Gambar 8.
Diagram alir program utama pada
Gambar 8 dapat dilihat bahwa program dimulai dengan melakukan inisialisasi I/O port
dan inisialisasi variable pada mikrokontroler. Setelah
inisialisasi, program akan
mulai menjalankan pembacaan kadar CO dan NO2 dan menghitung besarnya Vout
sensor yang selanjutnya akan dikonversi menjadi nilai ADC. Kemudian dari nilai
adc akan diperoleh besarnya nilai ppm dari masing-masing gas. Nilai ppm ini
kemudian ditampilkan di LCD dan di kirim melalui protokol TCP/IP untuk
ditampilkan di komputer.
2.6. Perancangan GUI
2.6.1. Koneksi dan Penerimaan
Data
Komputer pada sistem ini
difungsikan sebagai sebuah GUI (Graphical User Interface). GUI ini berfungsi menampilkan
data, mengirimkan data serta mengolahnya menjadi data yang dibutuhkan user
berupa visual ataupun alarm.
Gambar 9 adalah diagram
statechart pada sistem GUI. Pada saat sistem diaktifkan diagram statechart GUI
ini mempunyai kondisi default pada state 0 yaitu kondisi disconnect, jadi agar
sistem dapat terkoneksi dengan peralatan, dibutuhkan perintah secara manual
dengan menekan tombol connect. Karena dalam komunikasi antara peralatan dan GUI
menggunakan protokol TCP/IP, maka pengguna harus terlebih dahulu menentukan IP address
dari tiap peralatan. Jika sesuai, maka peralatan akan terhubung dengan GUI
(State 1). Untuk menampilkan data yang dikirimkan oleh peralatan, button data
harus ditekan. Saat itulah dimulai proses penerimaan data yang dilanjutkan
pengolahan data sesuai yang diperlukan (state 1). Jika sistem sudah berjalan, maka
sistem akan mengecek data yang masuk serta melakukan aksi sesuai program.
Ketika pengguna menekan tombol close maka sistem akan kembali pada state awal
yaitu disconnect.
2.6.2. Tampilan GUI
Pembuatan GUI ini bertujuan
untuk keperluan pengawasan bagi operator. Melalui GUI ini operator bisa mengetahui
kondisi yang sesungguhnya pada plant tanpa harus melihatnya secara langsung.
Animasi menggunakan fasilitas picture box yang terdapat pada toolbox visual studio.
Animasi yang terdapat pada GUI dirancang agar berubah sesuai dengan kondisi
alat sebenarnya.
3. Hasil dan Analisis
3.1 Pengujian Hardware
3.1.1 Pengujian LCD
Pengujian pada LCD dilakukan
dengan menulis listing program berikut pada fungsi main().
Listing di atas ditulis pada
program utama, sehingga muncul tulisan dalam tanda petik tersebut pada LCD. Pada
baris pertama bertuliskan “YULFIANI FIKRI”
sedangkan pada baris kedua
bertuliskan “L2F006094”,sehingga LCD dapat berfungsi dengan baik.
3.1.2 Pengujian Nilai ADC
Sensor TGS 2600
Pengujian pembacaan data ADC
dilakukan dengan cara membandingkan kadar gas yang ditampilkan dan kadar gas
yang diperoleh dari alat gas analyzer STARGAS 898. Kadar gas tertampil
didapatkan dari data keluaran yang ditampilkan melalui layar LCD. Alat ini
merupakan alat standar penguji emisi gas buang, mempunyai beberapa sensor yang
terintegrasi di
dalamnya.
3.1.3 Pengujian Nilai ADC
Sensor TGS 2201
Pengujian pembacaan nilai ADC
TGS 2201 dilakukan dengan cara membandingkan kadar gas yang ditampilkan dengan
kadar gas yang diperoleh melalui perhitungan rumus. Kadar gas tertampil
didapatkan dari data keluaran yang ditampilkan melalui layar LCD sedangkan
kadar gas perhitungan didapatkan dari hasil pengukuran tegangan keluaran.
Berdasarkan Tabel 2 dapat
dijelaskan bahwa rata-rata error kadar gas NO2 tertampil dan perhitungan matematis
tidak begitu besar yaitu 0,06. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program
pembacaan data ADC berfungsi sebagaimana mestinya.
3.1.4 Pengujian Modul Jaringan
Pada pengujian ini modul jaringan dihubungkan dengan sebuah
komputer melalaui kabel UTP cross. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
secara fisik apakah rangkaian modul jaringan berfungsi atau tidak. Pada saat modul
jaringan belum terhubung dengan client, network status adalah “a
network cable is unplugged”.
Saat modul jaringan terhubung dengan komputer, maka network
status akan berubah menjadi “now connected” dan LED status magjak
pada modul jaringan akan menyala.
3.1.5 Pengujian Transfer Data WIZ 110 SR
Pengujian terhadap modul WIZ 110 SR dilakukan dengan mengirimkan
data dari client ke server atau sebaliknya. Data yang dikirim
akan dibandingkan dengan data yang diterima. Model pengujian yang dilakukan
yaitu dengan memberikan variasi alamat IP.
Berdasarkan data pada Tabel 3
dapat disimpulkan komunikasi antara alat monitoring dengan server melalui WIZ
110 SR sudah berjalan baik. Data yang diterima sama dengan data yang dikirim.
3.1.6 Pengujian Transfer Data
ke MySQL
Pengujian sistem ini
dimaksudkan untuk mengetahui transfer data antara alat monitoring polusi udara
dengan basis data MySQL. Data yang dikrim akan dibandingkan dengan data yang
diterima. Pengujian dilakukan dengan cara mengrimkan variabel angka dari
program Visual Studio ke database SQL.
3.2 Pengujian GUI
3.2.1 Pengujian Modul
Monitoring 1
Pengujian modul monitoring 1
dilakukan untuk menguji keberhasilan program dan algoritma yang dirancang dengan
melihat respon sistem ketika mendeteksi kadar gas CO dan NOx. Pengujian
dilakukan dengan cara mengamati respon sistem pada beberapa nilai konsentrasi gas
CO dan NO. Tabel 4 menunjukan nilai referensi pada masing-masing konsentrasi
gas.
Gambar 16 dan Gambar 17 terlihat kondisi GUI pada saat kondisi
konsentrasi gas dengan beberapa variasi level referensi. Kondisi GUI pada
tampilan web browser sudah sesuai dengan tampilan GUI pada Visual
Studio, hal ini menunjukkan bahwa tampilan GUI sudah berjalan dengan baik.
Tampilan GUI pada web browser dapat menggunakan Mozilla Firefox, Google
Chrome, atau Internet Explorer dengan mengetikkan http://localhost/yulfi/data_1.php
pada tab alamat browser.
3.2.2 Pengujian Modul Monitoring 2
Pengujian modul monitoring 2 dilakukan sama
seperti pengujian yang dilakukan pada modul monitoring 2 tetapi menggunakan
alamat IP yang berbeda dari monitoring
modul monitoring 1. Dengan memberikan alamat IP
yang berbeda-beda sistem monitoring ini dapat dikembangkan lebih dari
dua modul monitoring saja. Sehingga sistem monitoring dapat dipasang
di beberapa tempat dengan menggunakan satu server komputer. Pengujian
dilakukan dengan cara mengamati respon sistem pada beberapa nilai konsentrasi
gas CO dan NO2. Gambar 18 menunjukkan hasil pengujian pada modul monitoring 2.
Pengujian GUI pada modul
monitoring 2 menggunakan IP address 10.31.17.105. Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 terlihat
kondisi GUI pada saat kondisi konsentrasi gas dengan beberapa variasi level
referensi. Kondisi GUI pada tampilan web browser sudah sesuai dengan tampilan GUI
pada Visual Studio, hal ini menunjukkan bahwa tampilan GUI sudah berjalan
dengan baik. Tampilan GUI pada web browser dapat menggunakan Mozilla Firefox, Google
Chrome, atau Internet Explorer dengan mengetikkan
http://localhost/yulfi/data_2.php pada tab alamat browser. Berdasarkan beberapa
pengujian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa GUI telah berjalan
dengan baik sesuai algoritma
pemrograman yang telah dirancang.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesalahan rata-rata alat sistem
monitoring jika dibandingkan dengan alat uji emisi gas buang STARGAS 898 yaitu
sebesar 0,821 ppm untuk gas CO dan sebesar 0,06 untuk gas NO2. Sistem transfer
data antara perangkat monitoring, server, dan database MySQL melalui modul WIZ
110 SR berjalan dengan baik. Sistem akuisisi data dengan variasi alamat IP yang
diberikan pada masingmasing modul monitoring dapat berjalan dengan baik. Informasi
kualitas udara pada program tampilan pada web browser dapat berjalan dengan
baik. Hijau untuk kualitas udara baik, biru untuk kualitas udara sedang, kuning
untuk kualitas udara tidak sehat, merah untuk kualitas
udara sangan tidak sehat, dan
hitam untuk kualitas udara buruk. Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk pengembangan
sistem lebih lanjut. Pengolahan data pada database dapat dibuat lebih rinci
berdasarkan per jam atau per hari sehingga memudahkan dalam analisis data.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Bejo, Agus, C & AVR.
Rahasia Kemudahan Bahasa C
dalam Mikrokontroler ATMega
8535, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2008.
[2]. Odom, Wendell, Computer
Networking, First-Step,
Penerbit Andi, Yogyakarta,
2005.
[3]. Satrio, Irfan Aulino B,
Detektor Emisi Gas Buang Dalam
Mobil Dengal Dilengkapi
Antarmuka Komunikasi Serial,
Skripsi S-1, Teknik Elektro
UNDIP, Semarang, 2005.
[4]. Yugianto, Gin-Gin dan
Oscar Rachman, Router.
Teknologi, Konsep, Konfigurasi,
dan Troubleshooting,
Penerbit Informatika, Bandung,
2012.
[5]. ----------, ATmega8535
Data Sheet, http://www.atmel.com
[6]. ----------, Liquid Crystal
Display Module M162A,
http://www.alldatasheet.com.
[7]. ----------, Pencemaran
Udara, http://id.wikipedia.org/wiki
[8]. ----------, Pencemaran
Udara,
http://www.nuraisyah.net/2012/07/
[9]. ----------, Pengertian
Jenis topologi Jaringan,
http://www.kajianpustaka.com
[10]. ----------, Siklus
pemanasan global,
http://blogmilikneles.blogspot.com
[11]. ----------, TGS 2201
Datasheet,
http://www.dataarchieve.com
[12]. ----------, TGS 2600
Datasheet,
http://www.dataarchieve.com
[13]. ----------, Udara ,
http://www.depkes.go.id/downloads/
[14]. ----------, WIZ110SR
User’s Manual,
http://www.wiznet.co.kr